Minggu, 27 Maret 2011
Rabu, 23 Maret 2011
Sosialisasi Festival Malang Tempo Doeloe
FESTIVAL Tempo Doeloe Malang Kembali segera digelar di Kota Malang. Tahun ini festival yang dipersembahkan Pemerintah Kota Malang dan Yayasan Inggil memasuki tahun ke VI. Penyelenggaraan tahun sebelumnya menjadi evaluasi pada pelaksanaan tahun ini. Termasuk menghapus image bahwa Malang Kembali bukan sekedar pasar malam.
Halaman kampus Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Merdeka (Unmer) Malang kemarin terlihat ramai. Suguhan musik mewarnai siang yang cukup terik itu. Beberapa mahasiswa yang terlihat sibuk dilokasi, tampak mengenakan kaos bertuliskan Malang Kembali. Rupanya mereka adalah para volunteer yang akan membantu mensosialisasikan even tahunan dalam rangka HUT Kota Malang itu.
‘’Kami melibatkan ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi untuk mensosialisasikan bahwa Malang Kembali adalah tempat untuk belajar dengan gratis dan bukan pasar malam,’’ ungkap Ketua Yayasan Inggil, Dwi Cahyono yang juga alumni Fakultas Ekonomi Unmer Malang.
Rencananya, sosialisasi tidak hanya dilakukan di seluruh perguruan tinggi di Malang saja, tapi juga akan dilaksanakan di seluruh sekolah. Meski sudah dikenal oleh masyarakat namun menurut Dwi sosialisasi ini penting dilakukan mengingat masih banyak masyarakat yang belum paham apa sebenarnya yang ada di festival yang dilaksanakan di Jalan Ijen itu.
‘’Di festival ini orang bisa belajar banyak hal, yang kalau dihitung dengan uang biayanya mahal,’’ ujarnya.
Dwi mencontohkan, untuk belajar sejarah tidak cukup hanya membaca di buku saja. Tapi juga perlu melihat bukti sejarahnya atau minimal konstruksi tiruannya.
Untuk bisa mendapatkan pembelajaran yang riil ini tentunya sekolah membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sementara di Malang Kembali banyak pelajaran yang bisa didapatkan pengunjung.
Ada galeri sejarah ekonomi industri, museum culture heritage, dan masih banyak lagi. Sayangnya setiap tahun masyarakat yang datang ke Malang Kembali belum memanfaatkan media belajar gratis ini dengan maksimal.
‘’Rugi sekali kalau datang hanya untuk berfoto-foto saja, tapi disini seharusnya masyarakat bisa mendapatkan informasi lengkap tentang sejarah Kota Malang,’’ kata dia.
Menurut pemilik Rumah Makan Inggil ini, apa yang disajikan selama empat hari di Malang Kembali sebenarnya merupakan presentasi dari hasil penelitian yang dilakukan selama satu tahun. Karena itu ia menjamin banyak hal baru yang dihadirkan pada setiap evennya.
Tahun ini misalnya festival yang bertajuk Discovering Heritage itu akan didesain lebih luwes untuk tiap stand. Untuk memberikan ruang yang lebih lega, panitia membatasi jumlah stand yang ada di sepanjang 2 km pameran. Kalau tahun lalu jumlahnya mencapai lebih dari 500 stand, harapannya tahun ini hanya sekitar 400 stand saja.
‘’Di setiap stand akan ada guide yang bertugas memberikan keterangan mengenai stand mereka,’’ bebernya. Dwi menegaskan, kalau pemerintah mengutamakan pendidikan berbasis karakter di sekolah, maka dalam acara yang akan dilaksanakan 19-22 Mei itu akan mewadahinya.
Desain berbeda dari tahun lalu dan juga isi pameran yang lebih padat diharapkan bisa menjadi rujukan pembelajaran bagi siswa. Karena itu ia berjanji tahun ini tidak akan ada pasar yang mewarnai gelaran Malang Tempo Doeloe.
Sebab keberadaan pasar pagi yang tahun lalu seolah menyatu dengan festival justru membuat image kegiatan ini buruk. Bahkan sempat terucap kesan bahwa Malang Kembali tak ubah seperti pasar malam.
Di sepanjang jalan tetap akan diwarnai dengan pasar namun yang bernuansa pendidikan. Ada pasar pon yang menjadi pusat kerajinan, pasar pahing yang menjadi pusat batik, pasar kliwon sebagai tempat pasar barang antic dan unik, juga ada pasar pahing dan pasar legi.
Sementara itu dalam sosialisasi kemarin nampak hadir pula Head of Malang Area Esia, Bondan Nurtjahjono. Tahun ini Esia yang akan membranding kegiatan Malang Kembali ini.
‘’Ini adalah kesempatan bagi kami menjadi bagian dari Kota Malang, Bakrie Telecom ingin memulai kebersamaan melalui kegiatan ini,’’ pungkasnya
Sabtu, 19 Maret 2011
Seminar Internasional FE Unmer Malang
Ia mencontohkan individualisme di Jepang rendah dibandingkan Amerika, selain itu kesenjangan antara penguasa dan pekerja cukup jauh. Namun dari perbedaan itu bangsa Jepang mampu mengharmonisasikan budaya sehingga memiliki keunggulan yang berbeda dengan Amerika. “Karena itu sistem yang baik diterapkan di negara lain belum tentu bagus diterapkan di negara kita,” ucapnya.
Karena itulah pentingnya mengunggulkan budaya kearifan lokal sebagai modal utama dalam membangun potensi bangsa. Menurut Guru Besar Unmer Malang, Prof Grahita, di Jepang budaya masyarakat pengusahanya adalah tegas mengeliminasi hal-hal yang tidak memberi tambahan nilai. Karena kedisiplinan inilah Jepang berani memproduksi barang yang mahal tapi dengan jaminan kualitas yang tinggi.
Sementara itu Dekan Fakultas Ekonomi (FE) Unmer, Dr M Burhan menuturkan selama ini bangsa Indonesia seolah berada di persimpangan. Yang mulai terlena dengan kemajuan di luar dan meninggalkan budaya lokal “Padahal tradisi lokal ini bisa menjadi kekuatan untuk membangun bisnis yang besar,” bebernya
Jumat, 11 Maret 2011
CROSS CULTURE PROGRAM
PENGUMUMAN
PROGRAM LINTAS BUDAYA
(CROSS CULTURE PROGRAM)
SEMESTER GENAP
TAHUN AKADEMIK 2010/2011
Fakultas Ekonomi mendorong mahasiswa untuk megoptimalkan era globalisasi saat ini dengan mengambil kesempatan yang terbuka untuk studi di luar negeri baik melalui pertukaran mahasiswa antara negara maupun studi lanjut. Oleh karenanya, sejak awal mahasiswa sudah mempersiapkan untuk mengetahui seluk beluk budaya negara lain dan terlibat langsung dalam lingkungan global..
Sehubungan dengan hal tersebut, mahasiswa Fakultas Ekonomi mahasiswa Semester VI, wajib untuk mengikuti Pelatihan Program Lintas Budaya (Cross Culture Program) yang diselenggarakan pada:
Hari : Rabu, 16 Maret 2011
Pukul : 09.30 s/d 11.30 WIB
Tempat : Ruang 2 FE
Pembicara :
No | Nama | Pengalaman di Luar Negeri |
1. | Prof. Dr. Grahita Chandrarin, MSi, Ak
| Kentucky University, USA Konan University, Kobe Japan |
2. | Dra. Tri Wahyuni, MBA, Ak
| Queensland University, Australia North Carolina University, USA |
3. | Dra. Diana Zuhroh, MSi, Ak | Simon Fraser Univerisity , Canada |
Catatan:
- Mahasiswa wajib memakai jas almamater
- Mahasiswa wajib mengisi Daftar Hadir
- Mahasiswa di luar semester VI diperkenankan mengikuti acara dengan terlebih dahulu mendaftar di ruang Wakil Dekan (Pak Ngarib)
.Demikian untuk menjadi perhatian
Kamis, 03 Maret 2011
PENGUMUMAN LOMBA KRITIK PERIKLANAN SMA/SMK/MA SE JAWA-BALI
PENGUMUMAN NAMA-NAMA PEMENANG
LOMBA KRITIK PERIKLANAN SMA/SMK/MA SE JAWA-BALI
HIMPUNAN MAHASISWA PERIKLANAN INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
JUARA :
I : M.A.B HANANTA WIRATAMA (SMAN 1 MALANG)
II : DESI DWI PURYATI (SMKN 3 PROBOLINGGO)
III : IGA NANDA SAUTIN NAJIAH ( SMKN 3 PROBOLINGGO)
SELAMAT ATAS PRESTASI YANG DIPEROLEH DAN KEMBANGKAN TERUS PRESTASINYA UNTUK MENJADI GENERASI PENERUS BANGSA SELANJUTNYA
Catatan :
Demikian hasil penilaian dan keputusan mutlak dari dewan juri yang sesuai dengan kelengkapan persyaratan dan standart kualifikasi penilaian dewan juri.
Info :
Untuk pemenang lomba, hadiah akan diserahkan pada hari rabu tanggal 09-03-2011, di ruang rapat fakultas ekonomi universitas merdeka malang, pukul 10,00 WIB.
Nb : di damping Kepala Sekolah atau Guru Pembina